Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (QS. Al Baqarah [2]:45)
Kalau kita perhatikan ayat di atas, kita dapat menarik semacam kesimpulan bahwa yang dapat
mengambil manfaat dari sholat atau orang yang dapat menjadikan sabar dan sholat sebagai penolongnya hanyalah orang-orang yang khusyu’. Atau dengan kata lain, orang-orang yang khusyu’ sajalah yang dapat menjadikan sholatnya sebagai pencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar.
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (QS. Al Baqarah [2]:45)
Kalau kita perhatikan ayat di atas, kita dapat menarik semacam kesimpulan bahwa yang dapat
mengambil manfaat dari sholat atau orang yang dapat menjadikan sabar dan sholat sebagai penolongnya hanyalah orang-orang yang khusyu’. Atau dengan kata lain, orang-orang yang khusyu’ sajalah yang dapat menjadikan sholatnya sebagai pencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar.
Inna sholata tanha ‘anil fakhsai wal munkar, Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar (QS. Al Ankabut [29]:45).
Dan seperti pernyataan ayat di atas, khusyu' ini sungguh berat untuk dapat dicapai.
Sekarang ini diakui atau tidak banyak orang yang ‘gemar’ melanggar larangan Allah SWT, baik besar atau kecil, yang sebenarnya juga adalah orang² yang rajin mendatangi jamaah sholat. Artinya yang melanggar tersebut bukannya tidak mengerjakan sholat.
Sekarang ini diakui atau tidak banyak orang yang ‘gemar’ melanggar larangan Allah SWT, baik besar atau kecil, yang sebenarnya juga adalah orang² yang rajin mendatangi jamaah sholat. Artinya yang melanggar tersebut bukannya tidak mengerjakan sholat.
Hanya saja sholatnya tidak lagi dapat mencegahnya dari perbuatan melanggar tersebut. Kita tidaklah akan terlalu heran apabila orang yang melanggar larangan ini tidak pernah sholat. Akan tetapi kita sering mengurut dada karena yang melakukan pelanggaran tersebut adalah juga orang-orang yang rajin sholat bahkan sering tampil dengan pakaian seperti habis mengerjakan sholat, pakai peci ke sana ke mari. Tapi ya itu tadi, walaupun mereka sholat, mereka juga ‘gemar’ melanggar larangan Allah.
Kembali ke ayat di atas, ternyata inilah jawaban dari sholat yang tidak bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Rangkaian sholat yang dikerjakan hanyalah ritual monoton tanpa ruh. Sholat yang dikerjakan tidak pernah mampu menghadirkan kuasa Allah bahwa Allah Maha Melihat, tidak meyakini bahwa Dia selalu mengawasi semua aktifitas kita. Padahal terdapat pedoman jelas dalam beribadah yaitu ‘beribadahlah seolah-olah engkau melihat Allah, tetapi kalau tidak bisa yakinlah bahwa Allah selalu melihatmu’.
Nah pertanyaan sekarang, bagaimana yang dimaksud sholat yang khusyu’ tersebut? Tentunya kita tidak ingin termasuk dalam pernyataan ayat di atas yang menegaskan sulitnya mencapai predikat tersebut. Sebagai ‘abid, pelaku ibadah yang baik, tentunya kita ingin nilai ibadah sholat kita lebih meningkat ke posisi yang dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Jawaban untuk mencapai khusyu’ ini dapat kita temukan dalam lanjutan ayat di atas. Orang yang khusyu’ dalam sholatnya adalah orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya
(QS. Al Baqarah [2]:46).
Implikasi dari keyakinan bahwa kita akan bertemu dan akan kembali kepada Allah adalah kita akan selalu waspada jangan sampai kita melakukan pelanggaran-pelanggaran. Hal ini didasari oleh keyakinan bahwa kita akan bertemu Tuhan untuk mempertanggungjawab-kan semua
perbuatan kita.
Apabila keyakinan ini sudah tertanam, Insya Allah, sholat kita akan selalu didirikan karena Allah
bukan karena selain Allah. Semua perbuatan yang kita lakukan, di dalam atau di luar sholat akan
mampu memunculkan pertanyaan dalam diri kita, apa yang harus saya katakan untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan saya ini di hadapan Allah, zat yang Maha
Mengetahui.
Memang keyakinan seperti ini, khusyu’ ini sungguh berat. Tetapi sesuatu yang berat tidak akan
mungkin bisa kita lakukan apabila kita tidak pernah mencoba. Mari kita tanamkan keyakinan ini, keyakinan bahwa kita akan bertemu Allah dan akan kembali kepada-Nya.
diambil dari Ru², W124.01.387 // B 379 TM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar