Rabu, 09 November 2011

Sifat Syukur

Sifat syukur dalam kehidupan seseorang sangatlah penting karena hidup dengan mengedepankan sifat syukur, akan melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam hidupnya, dan dapat membentuk sumber daya manusia yang arif lagi bijaksana serta menjadi syifa ul-linnas(sebagai penawar bagi manusia), yang kekuatan itu tidak mesti dimiliki oleh benda-benda lain, seperti makan-makanan, dan minuman apapun yang kita konsumsi. Sifat syukur hanya lahir dari hati nurani dan kesadaran seseorang yang sudah terbentuk sejak dini dan biasa merealisasikan dalam tradisi yang baik kapan dan dimana pun berada. Sifat syukur dapat memotivasi seseorang dalam memperoleh keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat, Mengapa? Sebab dengan mengedepankan sifat syukur, seseorang akan punya sportivitas, profesionalitas yang proporsional dan pada akhirnya akan melahirkan sifat solidaritas/kesetiakawanan amal shalih dan akhlak yang mulia.       Secara bahasa syukur adalah gembira (suka cita), adapun secara istilah maksudnya adalah mengetahui segala kenikmatan itu datangnya dari Allah SWT, baik berupa nikmat iman, taat akan ajaran-Nya, dengan selalu memuji ke atas Dzat sang Pemberi semua keperluan hidup, dengan wujud berbakti kepada-Nya yaitu melakukan kewajiban dan meninggalkan segala perbuatan maksiyat, secara lahir ataupun bathin.
Dalam surah Fathir ayat 3 Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْ كُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللهِ يَرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُوْنَ

Artinya:
Hai Manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?

Tiga dimensi Syukur
Syukur bisa dikatakan sempurna apabila telah memenuhi 3 kriteria,yaitu:

1.     Mengetahui semua nikmat yang Allah berikan, seperti nikmat Iman, Islam dan ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya sehingga benar-benar menjadikan Allah sebagai pelindung dan senantiasa hadir dalam hatinya, dengan meyakini bahwa kesuksesan dan segala bentuk kemewahan semua berasal dari Allah, kita hanya di beri pinjaman sementara di dunia.

2.     Mengungkapkan rasa syukurnya dalam bentuk puji-pujian seperti alhamdulillah, asy-Syukrulillah atau ucapan lainnya yang mempunyai arti yang sama.

3.     Nikmat Allah yang ada, bukan untuk dirasakan sendiri melainkan untuk berbagi dengan orang lain, seperti sedekah, infaq dan menolong fakir  miskin, itu semua kita lakukan supaya kita selamat dari ujian dan amanah yang kita hadapi di dunia sehingga kelak harta, tahta dan kekayaan kita menjadi penolong besok pada hari penghitungan amal di yaum mahsyar nanti.
Ada sebuah dialog menarik antara laki-laki dengan Abu Hazm:
Apa syukurnya kedua mata?

“Apabila engkau melihat sesuatu yang baik, engkau akan menceritakannya.  Tetapi apabila engkau melihat keburukan, engkau menutupinya”.

Bagaimana syukurnya telinga?
“Jika engkau mendengar sesuatu yang baik, peliharalah. Manakala engkau mendengar sesuatu yang buruk, cegahlah”.

Bagaimana syukurnya tangan?
“Jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu, dan janganlah engkau menolak hak Allah yang ada pada kedua tanganmu”.

Bagaimana syukurnya perut?
“Bawahnya berisi makanan, sedang atasnya penuh dengan ilmu”.
Syukurnya kemaluan?
“Abu Hazm kemudian membacakan Al-Quran surah Al-Mukminun ayat 1-7”.

Bagaimana syukurnya kaki?
“Jika engkau mengetahui seorang shalih yang mati dan engkau bercita-cita dan berharap seperti dia, dimana dia melangkahkan kakinya untuk taat dan beramal shalih semata, maka Contohlah dia. Dan apabila engkau melihat seorang mati yang engkau membencinya, maka bencilah amalnya. Maka engkau menjadi orang yangbersyukur.”
 
Abu Hazm menutup jawabannya, “Orang yang bersyukur dengan lisannya saja tanpa dibuktikan dengan amal perbuatan dan sikap, maka ia ibarat seorang punya pakaian, lalu ia pegang ujungnya saja, tidak ia pakai. Maka sia-sialah pakaian tersebut.”

Keutamaan bersyukur:
1.     Allah akan ingat kepada orang yang senantiasa bersyukur.
2.     Akan terhidar dari sifat-sifat ingkar kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar