Selasa, 11 Oktober 2011

Dasyat nya siksa Alam kubur

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: 
"Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, 

Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda:  
"Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.
". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali."

Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda: 

"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikul maut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya."


         Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: 
"Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik,

maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: 

"Roh siapakah yang harum ini?" 
Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, 

maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin.  

Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya.
" Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, 

kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: 

"Siapa Tuhanmu?" 

Maka dijawab: Allah Tuhanku

Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" 

Maka dijawab: "Agamaku Islam

Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" 

Dijawab: "Dia utusan Allah". 

Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" 

Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya

Maka terdengar suara: 
"Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, 
supaya ia mendapat bau surga dan hawa surga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata."  

Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: 

"Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." 

Lalu bertanya: "Siapakah kau?" 

Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." 

Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."
                          
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: 
"Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya 

Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikul maut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: 

"Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah.

" Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, 

lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: 

"Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" 

Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. 

Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: 
"Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." 

Artinya: "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."
                         
Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." 

Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat  

"Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." 

Artinya :  "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."
                        
 Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: 

""Siapa Tuhanmu?" 
Maka dijawab: "Saya tidak tahu"

Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" 
Maka dijawab: "Saya tidak tahu

Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". 

Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" 
Maka dijawab: "Saya tidak tahu

Maka terdengar suara seruan dari langit: 
"Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: 

"Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu.

" Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" 
Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." 
Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: 
"Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratulmaut  didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: 

"Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." 

Artinya:
 "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah.

" Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa keilliyyin. 

Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: 

"Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin."

                        Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. 

memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. 

Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa yaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat  itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

       Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:
  • Menjaga sembahyang lima waktu
  • Banyak bersedekah
  • Banyak membaca al-quran
  • Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)
Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:
  • Dusta
  • Kianat
  • Adu-adu
  • Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. 

Artinya Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan quran dan berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam kubur."
                        
Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeda antara yang satu pada yang lain didalamnya. 

Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya."
Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun surga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."
                        
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."

                        Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan dahsyat.

                        Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada surga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna'iem (Syurga yang serba kenikmatan).

                        Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahwa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: "Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."

Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditanya: 
"Engkau jika menyebut surga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?" 

Jawabnya: "Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." 

Artinya : "Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."
                        
Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: 
"Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: 

"Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, 

maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus 

kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: 

"Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur saja demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya.

" Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oelh suaminya? 

Jawab isterinya: "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."
                       
Abul-Laits berkata: "Berita ini menunjukkan bahwa kianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai kianat."
                       
Ada keterangan bahwa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:
  • Hai anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam perutku.
                        
Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan dihujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, 
kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, 

maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ketepi sebentar 

sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu 

bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahwa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga lalai dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier.
                        
Alabarra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung  membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).
                    
   Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:
  • Ketika melihat Malakulmaut
  • Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier
  • Ketika menghadapi hisab dihari kiamat
   Dan ketetapan ketika melihat Malaikulmaut dalam tiga hal iaitu:
  • Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam
  • Diberi selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat
  • Melihat tempatnya disyurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.
  Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:
  • Allah s.wt. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar
  • Mudah dan ringan hisabnya
  • Diampunkan segala dosanya
 Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam empat masa iaitu:
  • Ketika mati
  • Didalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut
  • Ketika hisab
  • Ketika berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat

             Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan iaitu:
  • Mereka berkata: "Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam."
  • atau mereka berkata: "Tidak ada dalil yang menguatkan."
    Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaa tabiat alam. Pendapat ini bererti menidakkan kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. 

Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima.
       Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna lahu ma'i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a'ma. 

Artinya: "Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur)."
                        
 Demikian pula ayat: "Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati.  
 
Artinya : "Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat."

        Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: 

Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, 
dan siapa Nabimu, lalu dijawab: 
Allah tuhanku, 
dan agamaku Islam 
 dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w
Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati.

Itulah artinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. 

Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: 

Siapa Tuhanmu, 
apa agamamu 
dan siapa Nabimu, 
maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. 
Maka oleh Malaikat dikatakan: 
Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan)

    Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada Umar r.a : "Bagaimanakah kau hai Umar jika didatangi oleh kedua Malaikat yang akan mengujimu didalam kubur yaitu Mungkar Nakir hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?" 

Umar bertanya: "Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sadar sebagaimana keadaanku sekarang ini?" 

Nabi Muhammad s.a.w menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya 

dengan izin Allah s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq."

                        Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: 
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik) berkata:
"Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan 
menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: 
"Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang didepan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. 

Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: 
Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: 

Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: 
Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, 

lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? 
Dijawab: Muhammad s.a.w? 
Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah
Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. 

Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. 

Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

    A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.
Read more..

berQurban - Sejarah dan Syariat Melaksanakannya

Asal usul ibadah qurban bermula dari peristiwa qurban Nabi Ibrahim bersama anaknya Ismail AS.
Peristiwanya bermula dari mimpi Ibrahim. Dalam mimpinya ia memperoleh perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya. Menurut keyakinan Ibrahim, mimpi itu benar adanya. Ibrahim lalu membicarakan perintah Allah tersebut dengan anaknya. “Hai anakku, aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu ?” (QS 37:102).
Mendengar perintah
ayahnya, Ismail dengan yakin dan santun menjawab : "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah, kamu
akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS 37:102).
Nabi Ibrahim lalu membawa ke satu tempat sepi di Mina. Sebelum acara penyembelihan, Ismail mengajukan tiga permohonan : Pertama, ia
meminta menajamkan pisaunya agar ia cepat mati dan tak timbul lagi rasa kasihan dan penyesalan dari ayahnya. Kedua, Ismail meminta
mukanya ditutup agar tak timbul rasa ragu dan kasihan di hati ayahnya. Ketiga, setelah dirinya
disembelih, Ismail meminta pakaiannya yang berlumuran darah dibawa kehadapan ibunya, sebagai saksi bahwa qurban telah dilaksanakan. Dengan berserah diri kepada Allah SWT, Ismail berbaring. Meski sempat dihalang-halangi iblis,
Ibrahim lantas mnghentakkan pisau dan mengarahkannya ke leher Ismail. Tapi Allah mengganti Ismail dengan seekor domba besar
(QS 37:107).
Peristiwa qurban itu kemudian diabadikan oleh Allah SWT menjadi salah satu unsur syariat Islam
yang hingga kini dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu.
Akhirnya, peristiwa yang ada disekitar pengorbanan tersebut juga disyariatkan Allah dalam rangkaian ibadah haji, terutama jumrah di tiga tempat yaitu Aqobah, Wustha dan Ula.
Ada beberapa syarat yang dituntut dalam pelaksanaan qurban, antara lain : Orang yang berqurban harus mampu menyediakan hewan
qurban tanpa berhutang, binatang yang dijadikan qurban harus memenuhi syarat. Syarat-syaratnya adalah tidak cacat, yang bisa
mengurangi daging atau menimbulkan bahaya, cukup umur, yakni kambing atau sapi telah
berumur dua tahun lebih, dan disembelih pada waktu yang telah ditentukan pada hari Raya Iedul
Adha dan hari Tasyrik.
Pahala dan faedah berqurban tergambar dalam hadist Rasulullah SAW : “ Tak ada satupun
perbuatan manusia yang paling disukai Allah pada Hari Raya Haji, selain mengalirkan darah
(berqurban). Sesungguhnya orang yang berqurban itu datang pada hari kiamat membawa tanduk, bulu dan kuku binatang. Dan sesungguhnya darah qurban yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah dari darah
itu jatuh ke bumi. Maka sucikanlah dirimu dengan berqurban ” (HR Tirmizi dan Ibnu Majah dari
Aisyah).

Pengertian Qurban
Kata qurban berasal dari “Qaruba-Yaqrubu-qurbanan”, artinya dekat. Berusaha mendekatkan
diri kepada Allah Swt.
Qurban menurut istilah agama disebut Udhiyah,
dari kata dhuha pada hari Idul Adha dan hari
Tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijah.

Hukum Berqurban
Hukum berqurban adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan).
Amalan-amalan dalam menyambut IEDUL ADHA
:
1.Melaksanakan puasa/shaum sunat pada tanggal 9 Dzulhijjah,
berdasarkan hadist sebagai berikut :
“ Dari Abi Qatadah, Rasulullah SAW bersabda, Shaum hari Arafah akan menghapus dosa-dosa selama dua tahun yang silam dan tahun yang akan datang dan shaum Asyura (10 Muharam)
akan menghapus dosa-dosa yang silam ”.
2. Membaca takbir, mulai dari ba'da Subuh hari Arafah, dan setiap selesai sholat fardhu sampai
dengan ba'da Ashar akhir hari Tasyrik (tanggal 13 Dzulhijjah).
3. Melaksanakan sholat Ied dan mendengarkan khutbah.
4. Menyembelih hewan qurban
Firman Allah : ” Maka sholatlah kamu karena Tuhanmu dan berqurbanlah “ (QS 108:2)
Hadist Rasulullah :” Aku diperintahkan menyembelih binatang qurban yang disunatkan
bagi kamu sekalian ” (HR Turmuzi).
I.Dasar Hukum Qurban dalam Al Qur'an dan Hadits.
Firman Allah dalam Al Qur'an Surat Al Kautsar 1-2
, “ Sesungguhnya Kami telah memberi engkau (Ya
Muhammad) akan kebijakan yang banyak. Sebab itu shalatlah engkau pada hari raya Haji karena Allah, dan sembelihlah Qur'ban-mu ”.
Hadist Nabi :
A. Riwayat Daruqutni - Nabi bersabda, “Diwajibkan kepadaku berqurban dan tidak wajib atas kamu”.
B. Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah - Nabi bersabda : “Barang siapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berqurban, maka
janganlah ia menghampiri tempat shalat kami”
C. Riwayat Bukhori - Nabi bersabda : “Barang siapa menyembelih
qurban sebelum Shalat Hari Raya Haji, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri dan barang siapa menyembelih qurban sesudah shalat Hari Raya dan do'a kutbahnya, sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya dan ia telah menjalani Islam ”.
II. Jenis dan Persyaratan Hewan Qurban menurut Syariat Islam.
Jenis binatang qurban : kambing, domba, sapi, kerbau dan unta.
Persyaratan hewan qurban :
1. Hewan sehat, tidak cacat misalnya tidak pincang, tidak buta, telinganya tidak rusak dan
tidak kurus serta ekornya tidak terpotong (HR Turmudzi)
2. Umur hewan untuk qurban.
Kambing berumur dua tahun lebih, domba satU tahun lebih, sapi/kerbau dua tahun lebih, untA lima tahun lebih(yang telah berganti gigi)
(Kifayatul Akhyar : 236)
Penentuan umur kambing/domba dapat dilakukan dengan memperhatikan pergantian gigi
gigi pertama menjadi gigi terasah.
3. Waktu berqurban :
Hewan qurban disembelih sesudah shalat Idul Adha tanggal 10 Dzulhijah sampai dengan 3 hari sesudahnya (hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13
Dzulhijah), jadi ada 4 hari kesempatan kita untuk
menyembelih hewan qurban.
4. Tata cara menyembelih hewan qurban :
- Menghadapkan kepala hewan qurban ke arah kiblat
- Yang berqurban dianjurkan menyembelih sendiri atau sekurang-kurangnya melihat pada waktu penyembelihan
- Pada waktu menyembelih membaca
“Basmalah/Tasmiyah”, membaca sholawat kepada Nabi , menghadap kiblat, mengucapkan
takbir dan membaca doa : “Robbanaa Taqobbal
minnaa innaka antassamii’ul aliim.” ”Ya Allah, ini
perbuatan dari perintahMu saya kerjakan
karenaMu, terimalah olehMu amalku ini ”
Al-Qur`an menyatakan :
“ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka shalatlah
karena Rabbmu dan berqurbanlah. ” [QS. Al-Kautsar: 1-2]
“ Daging-daging unta dan darahnya itu sama sekali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya …” [QS. Al-Hajj: 37]

Tempat Penyembelihan
Tempat penyembelihan hewan qurban yang utama adalah sebagai berikut :
- Di lapangan tempat sholat Iedul Adha
- Di Musholla/Masjid
- Di rumah orang yang berqurban

Syarat-syarat Berqurban
- Islam
- Merdeka (bukan hamba sahaya)
- Baligh lagi berakal
- Mampu untuk berqurban

Kadar Berqurban
Kadar berqurban untuk satu orang adalah seekor kambing, sedangkan sapi, kerbau dan unta untuk
tujuh orang.
Hadist Nabi, dari Jabir r.a : ”Kami telah menyembelih qurban bersama-sama Rasulullah pada tahun Hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang. ”

Pembagian Daging Qurban
Daging qurban dibagikan kepada fakir miskin, tetangga yang non Muslim boleh diberi. Yang berkurban boleh mengambil 1/3 bagiannya, tetapi tidak untuk dijual. Kalau sedang nazar tidak boleh memakannya.

- Sejarah dan Syariat Melaksanakannya
Read more..

Perintah Ber-Kurban

A llah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (108:1-2)

Jelas bahwa Allah memberikan kepada kita nikmat yang banyak. Kita lahir dalam kondisi tidak memiliki apa-apa. Maka segala apa yang ada pada kita kini adalah semata-mata karena nikmat dari-Nya. Guna mewujudkan rasa syukur atas kenikmatan itu, maka jalan terbaik adalah memperkuat ketaatan kepada Allah SWT. Dan ibadah kurban adalah salah satu bentuk ketaatan yang dianjurkan oleh-Nya.

Semoga kita bisa membuktikan rasa syukur kita dengan berkorban. Secara simbolis kita memang mengkorban hewan ternak, namun secara substansi kita mengkorban sifat-sifat buruk dari dalam diri kita.

Wallahua’lam bishshawaab Read more..

Makna Haji

A pa pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman sekali menunaikan ibadah haji, atau bahkan beberapa kali bagi sebagian orang….?
Yang perlu dipertanyakan pertama kali mungkin adalah apa sesungguhnya arti haji itu ?

Hakikatnya ritual haji adalah evolusi manusia menuju Allah SWT, atau bisa dikatakan bahwa Haji adalah seperti drama simbolik dari filsafat penciptaan Adam.
Atau dalam makna lain, ibadah haji memuat kandungan objektif dari segala yang relevan dengan filsafat penciptaan tersebut, yang dipertunjukkan dalam alur gerak yang simultan, seperti ; drama penciptaan, drama sejarah, drama keesaan, drama ideologi Islam, dan drama ummah.

Dalam drama simbolik itu, yang bertindak sebagai sutradara adalah Allah SWT. Tema yang diproyeksikan adalah aksi (movement), dengan tokoh-tokoh utamanya Adam, Ibrahim, Hajar, dan iblis. Panorama-panoramanya adalah Masjidil Haram, Tanah Suci, Mas’a, Arafah, Mahsyar, dan Mina; simbol-simbol lainnya adalah Kabah, Shafa, dan Marwa, siang dan malam, terbit dan terbenamnya matahari, berhala-berhala dan pengorbanan; pakaian dan perhiasannya adalah ihram, halq, dan taqshir. Kemudian siapa aktor utamanya..?
Inilah yang luar biasa, aktornya adalah ANDA SENDIRI.

Dan anda pulalah yang memainkan semua peran, sebagai Adam, Ibrahim, sekaligus Hajar dalam konfrontasi dua kubu antara “Allah SWT dengan iblis”. Di situ hanya ada sesosok “pahlawan” – itulah kemanusiaan. Tidak peduli apakah anda seorang lelaki atau perempuan, tua atau muda, berkulit hitam atau putih, anda adalah pelaku utama “drama kolosal” ini.

Setiap tahun kaum muslim dari pelbagai pelosok bumi diajak untuk ambil bagian dalam “drama kolosal” besar ini (haji). Setiap orang di antara mereka sama. Tidak ada diskriminasi rasial, gender ataupun hirarki sosial. SEMUA ADALAH SATU DAN SATU ADALAH SEMUA.

Siapa yang menyelamatkan jiwa seorang manusia, sesungguhnya ia telah menyelamatkan hidup semua manusia. Siapa yang menghabisi jiwa seorang manusia, sesungguhnya ia telah memusnahkan semua manusia.

Tetapi musuh-musuh Islam terus melancarkan propanganda dengan motif pembunuhan karakter bahwa Islam tidak mengakui manusia sebagai individu yang memliki hak serta nilai tertentu; adapun ibadah haji tak lain dan tak bukan hanya sekedar kewajiban seperti yang lainnya. Signifikansi pesannya pun teramat kecil.

Ya, pelajaran apa yang bisa dipetik oleh orang “kecil” seperti kita ini dari penunaian ibadah haji yang memiliki arti sedemikian “besar” itu?
Dan, lebih dari itu, peristiwa kemanusiaan apa yang bisa kita refleksikan dari pengalaman itu?

Hanya kita sendiri yang bisa menjawab pertanyaan itu, tentunya bila kita sudah menunaikan ibadah haji dengan mengikuti tata cara haji dan segala persyaratan lainnya. Masing-masing pribadi tentu akan merasakan pengalaman yang berbeda satu sama lainnya.
Wallahu ‘alam bishawab. Read more..

Kamis, 06 Oktober 2011

Keutamaan menuntut ilmu agama

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).” [1]

Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya, sehingga Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin [2], pada pembahasan “Keutamaan Ilmu” mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama.
Imam an-Nawawi berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu.” [3]
Imam Ibnu Hajar al-’Asqalaani berkata: “Dalam hadits ini terdapat keterangan yang jelas tentang keutamaan orang-orang yang berilmu di atas semua manusia, dan keutamaan mempelajari ilmu agama di atas ilmu-ilmu lainnya.” [4]
Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini adalah:
  1. Ilmu yang disebutkan keutamaannya dan dipuji oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya adalah ilmu agama. [5]
  2. Salah satu ciri utama orang yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta’ala  adalah dengan orang tersebut berusaha mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama Islam. [6]
  3. Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Ta’ala. [7]
  4. Yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang mewariskan amalan shaleh, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan amalan shaleh bukanlah merupakan ciri kebaikan. [8]
  5. Memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar merupakan penuntun bagi manusia untuk mencapai derajat takwa kepada Allah Ta’ala. [9]
  6. Pemahaman yang benar tentang agama Islam hanyalah bersumber dari Allah semata, oleh karena itu hendaknya seorang muslim disamping giat menuntut ilmu, selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala agar dianugerahkan pemahaman yang benar dalam agama. [10]

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, M.A.
Artikel www.muslim.or.id Read more..

Allah itu tidak Goib

Sejak kecil, begitu akrab di telinga kita yang menyebut bahwa Allah itu gaib. Bahkan sering orang menegaskan; "terserah yang gaib-lah!", dan sebagainya. Konotasi gaib karena Allah tidak bisa dilihat secara kasat mata oleh kita dan kelak kegaiban Allah sejajar dengan kegaiban hal-hal gaib lain.

Padahal, tidak satu pun asma dan Asmaul Husna (nama-nama agung Allah) yang menyebut bahwa Allah itu gaib, tahu bersifat gaib, atau punya nama al Gaibu di Asmaul Husna. Tidak ada.


Kegaiban Allah itu muncul hanya karena kegelapan kosmos spiritual kita saja yang membuat diri kita terhalang melihat Allah Yang Maha Nyata, Maha Jelas, Maha Dzohir, Maha Batin, Maha Terang Benderang, dan pemilik segala maha.


Sesungguhnya, tak satu pun di jagad semesta ini yang bisa menutupi Allah. Kita mengatakan Allah itu gaib hanya karena menutup diri sendiri saja sehingga tidak bisa melihat Allah. Oleh karenanya Ibnu Athaillah as Sakandary dalam kitab Al-Hikam menegaskan: Bagaimana bisa terbayang ada sesuatu yang menutupi Allah, padahal Dia tampak pada segala sesuatu. Bagaimana bisa dibayangkan sesuatu menutupi Allah, sedangkan Allah tampak di setiap sesuatu. Bagaimana bisa dibayangkan sesuatu bisa menutupi Allah, padahal Allah itulah yang hadir untuk segala sesuatu. Bagaimana dapat dibayangkan jika sesuatu itu menutup Allah, sedang Allah sudah ada sebelum segala sesuatunya ada.


Bagaimana segala sesuatu menutup Allah, sedangkan Allah itu lebih jelas ketimbang segalanya. Dia adalah Yang Maha Esa. Tak ada yang menandingi dan menyamai-Nya. Dia lebih dekat dari urat nadi Anda sekali pun.


Wacana di atas mempertegas betapa Allah itu tidak gaib. Yang gaib justru hawa nafsu kita ini. Manakala kita tidak bisa melihat Allah di balik jagad semesta ini, berarti mata hati kita sedang dikaburkan untuk melihat nurullah (cahaya Allah). Sebab itu, kita harus melihat Allah di mana-mana, kapan saja tiada batas waktu terhingga.


Nurullah adalah awal dari muroqobah kita dan muraqobah adalah awal dan musyahadah (penyaksian Allah dalam jiwa), dan kelak baru mengenal Allah dalam arti yang sesungguhnya. Inilah ma'rifatullah.
Read more..

ILMU YANG BERMANFAAT

Rasulullah Saw bersabda; bahwa ada tiga hal yang tidak akan terputuskan, walaupun seorang manusia telah meregang ajal yaitu; 
1. Amal jariyah, 
2. Ilmu yang bermanfaat 
3. Doa anak yang shalih.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang memiliki manfaat buat orang lain dalam menuju ketaqwaan kepada Allah, bukan menuju kefasikan. Hal ini bukan hanya menyangkut ilmu-ilmu agama secara ritual, namun yang non ritual pun memiliki dimensi dalam menopang ketaqwaan kepada Allah.

Ada seseorang yang dalam kehidupannya secara ekonomi sangat sulit. Kesulitan ekonominya ini menyebabkannya banyak mengeluh kepada Allah. Wajarlah apabila Rasulullah Saw berkata bahwa kefakiran lebih dengan kepada kekufuran. Manakala kita membantu orang tersebut, dengan mengajarkan ilmu ketrampilan menjahit, yang dengan itu menyebabkannya bisa mencari nafkah, mensedikitkan keluhan dari dirinya, maka sesungguhnya ilmu tersebut bermanfaat untuk menuju taqwa. Ketika ini terjadi maka para penduduk langit akan bershalawat untuk orang yang menafkahkan ilmunya, dan Allah pun melimpahkan rahmat-Nya kepadanya.

Agar para penduduk langit bershalawat dan Allah pun melimpahkan rahmat, maka kita harus meluruskan niat dalam mengajarkan ilmu. Niat yang tulus ikhlas untuk mendapat rahmat Allah inilah yang harus dibangun di hati. Apabila niatnya dirusak oleh keinginan mendapat balasan uang, pujian, popularitas, dan lain sebagainya -selain balasan Allah- maka akan merusak amalnya. Ilmu itu boleh jadi bermanfaat untuk orang lain, namun Allah tidak memberikan balasan atas cucuran keringat yang dikelurkannya dalam mengajarkan ilmu. Bahkan dalam sebuah hadits dikatakan, Allah memerintahkan malaikat untuk melemparkan amalnya tersebut, dan menulisnya sesuai dengan niatnya.

Orang yang sadar tentang manfaat mengajarkan ilmu kepada orang lain, maka mereka akan berbondong-bondong megajarkan ilmu. Ia tidak akan kikir terhadap ilmu yang dimilikinya. Ia akan senang ketika melihat orang lain bisa mengerjakan suatu hal yang sebelumnya tidak dapat dikerjakannya. Ia akan bergembira ketika melihat orang lain, lebih
mengerti dan memahami sebuah persoalan dari yang sebelumnya dalam kebodohan.
Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw berkata: "Allah senang terhadap orang yang belajar, namun lebih senang terhadap orang yang belajar dan mengajarkannya". Kita semua sedang belajar dalam majelis ini. Sangat baik apa yang kita telah pelajari, maka kita sebarkan kepada yang lainnya. Semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang taat. Kita bukan hanya menjadi orang yang tangannya berada di bawah, tetapi membaliknya menjadi orang yang tangannya berada di atas. Bukankah Rasulullah Saw mengatakan bahwa orang yang tangannya di atas adalah lebih mulia di hadapan Allah, daripada orang yang tangannya di bawah?
Read more..

Senin, 03 Oktober 2011

Photo aktifitas warga RT 11

 Ini salah satu fasilitas yang ada di lingkungan RT 11
yaitu fasilitas menonton bersama di pos kebanggaan RT 11 dengan dilengkapi Audio dan Video .

 Ini photo salah satu sudut RT 11 yang di abadikan waktu momen 17 Agustus tahun 2011.
 Di sini aktifitas anak anak RT 11 terasah dengan diadakannya futsal dengan lapangan bulutangkis sebagai lapanganya.
 Ini fasilitas tenda yang dibuat warga RT 11 dengan fasilitas tenda ukuran 4x12m warga RT 11 bisa menggunakan untuk kepentingan hajatan dan lain lain.
 salah satu kreatifitas dan alat yang dipunyai RT 11 yaitu alat Las Listrik yang bisa digunakan untuk kepentingan warga RT11 dari membuat Pagar atau Hyang lainnya.
Read more..